Rabu, 04 April 2012

DARK AND LIGHT karya Vera Yanti Hutabarat


“saat hal yang tidak mungkin terjadi tapi terjadi kepada hidup kita namun kita merasakan kebahagian saat suatu ketidak pastian itu berada di kehidupan kita , itu adalah suatu bukti bahwa Tuhan adil kepada hidup kita”

Siska dan Rehan adalah sepasang kekasih , mereka pacaran sejak mereka duduk di bangku SMA kelas 1 , mereka merasa hubungan mereka  cocok mulai dari sifat siska yang dewasa kepada rehan , dan rehan yang dewasa dan selalu menyayangi siska , saat setelah mereka lulus mereka telah di restui oleh kedua orang tua mereka untuk melakukan pertunangan .. mereka pun siap siap saja , karena yang mereka tahu siska akan kuliah dan rehan akan kuliah, dan akan lebih baiknya jika hubungan mereka ada suatu ikatan pertunangan terlebih dahulu agar bisa mengontrol tindakan-tindakan yang di luar batas buat anak di usia dewasa seperti mereka ini .
“rehan kamu siap bertunangan dengan siska?” tanya ibu rehan
“siap mah , biar nanti kalau siska kuliah para cowok engga ada yang berani sama dia”
“kamu benar – benar serius?” tanya ulang ibu rehan
“iyaaa mah .. rehan itu berpacaran dengan siska sudah lama , jadi rehan serius dengan siska maah ..” jawab rehan dengan tegas
“baik rehan mamah merestui kamu  , tapi ingat pertunangan ini harus selalu kamu jaga apalagi ini menyangkut pertunangan jadi jangan kamu anggap main main ya rehan .. menurut mas bagaimana?” Tanya ibu kepada ayah rehan yang sedang membaca koran
“ayah siih setuju saja , lagian ayah tahu kalau rehan itu anak yang bertanggung jawab sama seperti ayahnya ini , iya tooh mah?” Jawab ayah rehan
“hhuuuus kamu mas , giliran yang bagus-bagus itu sama kaya kamu kalau giliran yang jeleknya sama kaya ibu” jawab ibu dengan kesal
“haha… sudah mah , pah kalian orang tua reeehhhhan yang paling baik sedunia kok” ucap rehan
“iyaa ibu juga tahu rehan .. oh ya rehan besok kita ke rumah siska untuk membicarakan soal pertunangan ini, bagaimana rehan?” Tanya ibu
“okay bu dengan senang hati” ucap rehan dengan senang

*keesokan harinya
“maah kita jadi ke siska?” tanya rehan kepada ibu rehan
“iya rehan , kamu tuh ga sabaran banget yaa” jawab ibu dengan kesal
“iih mamah akukan pengen tahu jawaban siska” jawab rehan
“iyaa mamah tahu , jadi sekarang kamu siap-siap , mamah dan papah juga mau siap-siap”
“okay mah”
                Rehanpun siap-siap , ia segera menggunakan baju kemeja berwarna biru dengan celana hitamnya dengan rapih .. diapun segera turun kebawah unuk menemui mamah dan papahnya yang sudah siap untuk berangkat.
“idiiih cakepnya anak mamah ini yah pah” ucap ibu kepada ayah rehan
“siapa dulu dong ayahnya” ledek ayah
“idih mamah lantas selama ini rehan jelek gitu mah?”
“mamah engga bilang gitu cuman kamu kelihatan beda , malah kelihatan dewasa” ucap mamah
“ooh gitu mah .. ohya kita naik mobil ayah?”
“iya naik mobil ayah saja rehan , ini kuncinya , kamu yang bawa”
“okay pangeran , okay tuan putri” ledek rehan kepada orang tuanya
                Sesampai di rumah siska yang megah seperti istana , halamannya yang luas ditambah air pancurnya yang membuat rumah itu tampak indah , memang keluarga rehan dan siska keturunan kolonmerat jadi tidak heran jika mereka begitu cepat untuk tunangan.
Rehan menekan bell yang ada di pintu rumah siska
“siapa yaah?” tanya pembantu rumah siska
“saya rehan dan ini keluarga saya , saya ingin bertemu dengan orang tua siska , boleh bi?” tanya rehan
“boleh den, boleh .. sebentar saya panggilkan dulu” jawab pembantu siska
Tidak lama kemudian
“eeh rehan , di kira tante siapa .. ayo masuk”
“baik tante”
“tante ini kenalkan orang tua saya”
“ohh iya … saya mamah siska” sambil melambaikan tangan
“suaminya mana bu?”
“oh suami saya lagi kerja” ucap ibu siska
“ooh lagi kerja tooh bu”
“iya.. oh iya kalau boleh saya tahu ada perlu apa yaah datang kesini? Sepertinya engga biasanya looh”
“begini bu anak saya rehan kan sudah lama berpacaran dengan anak ibu , berhubung mereka akan kuliah dan untuk mengotrol suatu hubungan mereka apa tidak sebaiknya kita buat suatu ikatan pertunangan. Ibu juga tahu sendirikan anak-anak kita saling mencintai” ucap ayah kepada mamah siska
“ooh begitu, saya siih setuju-setuju saja lagian rehan itu baik sekali kepada siska , tapi ini semua saya kembalikan kepada siskanya . oh ya lebih baik saya panggil dulu siskanya …. Sissssskaa .. naak sinii ada rehan” panggil mamah siska”
“iyaaaa bu”
Siskapun datang
“eehh tante dan om , udah lama om tante? Tanya siska ke orang tua rehan
“baru saja” jawab ibu rehan dengan tersenyum
“om , tante tumben datang ke sini engga bilang-bilang hehe ..” Tanya siska
“gini looh siska , mama dan papah rehan kesini mau nanya ke kamu apakah kamu siap bertunangan dengan rehan?” jelas mamah siska kepada siska
“ma…maksud mamah?” Tanya siska tidak mengerti
“iyaa .. jadi kalian bertunangan , kan kalian udah lama pacaran jadi apa salahnya kalau kalian bertunangan” jelas mamah siska
“siiis…siska bingung maah, menurut mamah gimana? Apakah mamah setuju?” Tanya siska
“ooh jelas , mamah malah bangga kamu tunangan dengan rehan apalagi sampai menikah” jawab mamah siska dengan senang
“siska siih mau aja mah , siska udah ngerasa cocok sama rehan, tapiii….. gimana dengan papah mah?”
“kalau urusan papah siih itu urusan mamah , sekarang kita tentukan waktunya saja , bagaimana?”Tanya mamah siska
“itu lebih baik loh bu , kapan yaah kira-kira? Tanya mamah rehan
“gimana kalau bulan depan awal-awal bulan mah? Jawab rehan
“iyaa saya setuju han , pasti bulan depan kita tidak terlalu sibuk jadinya” tambah siska
“okey-okey , kalian memang cocok sekali dalam menentukan sesuatu” jawab mamah siska
“iya looh bu , mereka tampak serasi sekali” tambah mamah rehan
“ahh mamah dan tante biasa aja .. mah .. pah .. tante , aku kebelakang dulu ya sama siska mau ngobrol dulu”
“oh iya iya silahkan rehan” jawab mamah siska

*Dibelakang rumah siska
“hmm.. suasana di belakang rumah kamu indah sis .. apalagi malam-malam seperti ini lampu – lampu di bawah sana tampak seperi bintang-bintang dan aku rasa ini melebihi indahnya suasana di puncak bogor sis , indaah sekali aku suka  , siska aku boleh ngubur kertas ini tidak di pohon ini?
“boleh , tapi untuk apa?”
“kertas ini boleh kamu buka saat pertunangan kita selesai dan kamu baca saat terang dalam kehidupan kamu”
“tapi… tapii .. hmm baiklah”
“ sayang kamu tahu tidak?” Tanya rehan
“tahu apa rehan?”
“aku itu suka gelap tapi di kegelapan itu ada cahaya lampu seperti disana , lampu-lampu yang indah dan banyak yang bisa menghidupkan suasan hati seseorang .. apakah kamu suka gelap?”
“Tidak han , aku takut gelap , bahkan aku saja jarang kesini , ini juga karna kamu yang temani aku rehan, aku selalu takut jika ada gelap .. aku suka terang karena terang aku merasakan kehidupan”
“jika suatu saat nanti kamu sedang berada di dalam kegelapan , aku janji akan selalu menemani mu , menjaga mu , menghibur mu , dan menyayangi mu saat itu juga sayang” ucap rehan
“benar? Kapanpun juga?” Tanya siska
“iya kapanpun juga , bahkan saat mati lampu”
“aaah so sweet banget , benar yaah rehan?”
“iyaa sayang”

tidak lama kemudian ibu rehan memanggil
“rehan .. nak ayoo kita pulang “ ajak mamah rehan
“sayang , aku pulang dulu yaah sudah malam”
“iya sayang , hati-hati ya”
“iya sayang , ayo kamu masuk ke dalam takut sakit yang”
“iya sayang makasih”

“tante saya pulang dulu , titip salam ya tente ke om”
“iyaa rehan nanti tante sampai kan”
“kami pulang dulu ya bu.”
“iyaa , hati-hati , kapan-kapan kesini lagi yaa”
“iyaaa”


*1 bulan kemudian
                Sehari sebelum diadakannya resepsi pertunangan siska saat itu tengah sakit , entah mengapa ia merasakan ada suatu keganjalan dalam pertunangan itu entah apa itu namun rasanya siska ingin menolak  acara itu tapi itu tidak mungkin karena siska takut mengecewakan keluarganya terutama keluarga rehan , namun saat malam harinya ia bermimpi rehan menggunakan pakaian putih bagus dan ia bermimpi di sana mereka bergandengan tangan namun entah mengapa ada angin kencang yang meniup mereka sehingga mereka terpisahkan , namun dalam mimpi itu semua yang berwarna putih berubah menjadi gelap siska tidak bisa melihat rehan saat itu , dia tidak tau rehan dimana , dan suatu ketika ada cahaya yang menyinari matanya dan dia lihat sosok rehan yang akan masuk ke dalam cahaya itu ..
“reehhhhan sini , ini aku” teriak siska dalam mimpinya , namun mimpinya hilang saat ibu siska membangunkannya
“siska … siska .. bangun nak sudah pagii”
“astaaaga .. huuuft untung cuman mimpi mah , mamah sudah lama ada di sini?”
“barusan saja , mamah heran tumben jam segini gorden kamar kamu belum kebuka , pas mamah masuk ternyata kamu masih tidur , mungkin karena capek kali kamu naak”
“ja..jadi tadi cahaya itu? Cuman sinar matahari dari jendela?”
“ngomong apa sih kamu siska , udah sekarang kamu sarapan habis itu minum obat , nanti kamu mau di make-up”
“iyaa mah”
                Siska masih memikirkan mimpinya itu , dia berusaha untuk memikirkan tapi hasilnya nihil ,dia akan menceritakan mimpi itu kepada rehan dalam pikirannya mungkin rehan akan tahu arti mimpi itu .
Siska mencoba menghubungi rehan
“hallo sayang”
“han aku mimpi buruk , aku mau cerita”
“mimpi apa? Jangan di telepon ya sayang , aku sedang sibuk mengurus dekor gedung , nanti aku jemput kamu aja”
“iya sayang”
*Pukul 16.30
                Rehan menjemput siska yang sudah siap untuk ke gedung pertunangan mereka , setiba rehan di rumah siska , siska langsung masuk ke dalam mobil rehan
“sayang kamu cantik sekali mengenakan gaun itu”
“makasih sayang”
“aku harap aku bisa liat kamu nanti seperti ini lagi”
Damn… kata-kata yang barusan di lontarkan rehan kepada siska tampaknya mengganjal pikiran siska
“oh ya sayang soal yang di telepon tadi apa siih ? aku engga ngerti?”
“tadi malam aku bermimpi , kamu pakai baju bagus bahkan lebih bagus di banding yang kamu pakai sekarang , terus engga lama kemudian ada angin dan kita terpisahkan dan suasana menjadi gelap gulita”
“sayang itu cuman mimpi , itu bunga mimpi sayang jadi kamu engga usah takut” ucap rehan dengan memandang mata siska
Saat itu rehan sedang menenangkan hati siska , dia tidak memperthatikan jalannya dan saat itu mobil truk gandeng sedang melintas di hadapan mereka , namu rehan tidak melihat daaaaan BRUUUUK suara pentalan mobil rehan yang jatuh ke dalam jurang dan tidak lama kemudian mobil rehan terbakar
Kejadiaan naas tersebut telang merenggut nyawa renah dan mata siska menjadi korban
4 hari setelah siska koma , siska terbangun dari komanya dia tidak tahu bahwa nyawa rehan melayang saat kecelakaan itu .. dia mencoba mencari rehan , namun orang tua dan teman-temannya berniat untuk menutupi kenyataan itu , mereka takut jiwa dan batin siska terpukul kalau ia tau calon tunangannya sudah meninggal
“maaah .. maaah”
“iya nak?”
“kenapa gelap sekali? Aku engga bisa lihat apa-apa”
“sayang tenang sayang kamu .. kamu”
“aku kenapa mah? Apa aku buta? Rehan mana mah?”
“ii..iya”
“apaaa? Engga mungkin mah engaaa mungkin mamaaaaah” air mata siskapun jatuh , dan menambah harunya keadaan mereka
“maafin mamah sayang , tapi mamah janji akan mencari pendonor mata buat kamu sayang”
“mamah … aku takut mahh ..”
“jangan takut sayang , mamah disini untuk kamu nak”
“mah , rehan mana mah? Aku pengen ketemu dia , dia udah janji mau temani siska dalam kegelapan mah , mana mah?
“rre.. rehan .. rehan .. rehan baru saja pulang kerumahnya dia baru selesai di rawat jadi mungkin dia sedang istirahat”
“benar mah?”
“ii…iya sayang .. udah kamu istirahat , besok kamu udah boleh pulang , kamu bosankan di rumah sakit terus?”
“iya mah”

*keesokan harinya
Esoknyapun siska dan mamahnya mulai sibuk mengkemas-kemaskan barang mereka , itu adalah hari pertama siska memulai aktivitasnya dengan gelap tanpa cahaya apaun , tapi siska ikhlas menerima takdir ini , namun satu hal yang dia inginkan saat itu yaitu Rehan , sosok kekasihnya yang dia tidak tahu bahwa rehan telah pergi untuk selamanya .
“sayang , nanti sore mamah dan papah akan berangkat ke singapur”
“untuk apa mah?”
“kami mau mencari pendonor mata buat kamu , mamah akan berangkat ke singapura , amerika , dan jepang , selama 3 hari”
“baik mah”
Dalam pikiran siska bahwa saat orang tuanya keluar negeri rehan akan menemani dia
*Di rumah siska
“mah .. apakah nanti mamah pulang , mamah akan bawa sepasang mata untuk ku?”
“oooh jelas nak , jelas .. Tuhan pasti bantu kita nak , Tuhan pasti tolong kita jadi siska engga boleh putus asa ya?”
“maah .. siska takut siska buta untuk selamanya mah , siska takuut”
“engga siska , kamu akan sembuh , mamah yakin itu , kamu harus kuat nak .. kalau kamu kuat pasti Tuhan akan meringankan beban kamu , karena Tuhan lagi nguji kamu siska percaya” ucap mamah siska sambil menangis
“iyaa mah .. mamah nangis yaaa? Mamah jangan nangis , siska engga mau bikin mamah sedih .. mamah senyum mah , kan mamah mau pergi jadi harus semangat buat nyari organ mata untuk siska”
“iyaa nak , mamah sayang siska , baik-baik yaah di rumah , mamah mau berangakat sekarang karena mamah mau ke kator papah dulu”
“iyaa mah , hati-hati di jalan”

Tidak lama setelah mamah siska pergi , siskapun meminta bantuan kepada bibi ijah utuk menghantarkan dia ke kamar .
“bii.. tolong saya , saya mau ke kamar”
“baik non”

Setelah siska di kamar , terdengar suara panggilan nama siska di sebut-sebut
“sssuut .. siska .. sis”
“rere…rehan”
“siska”
“rehan kamu kemana aja? Kamu di mana siih? Aku engga bisa lihat”
“aku di samping kamu siis .. aku ada aja sis di rumah baru ku”
“rumah baru? Sejak kapan kamu pindah?”
“4 hari kemarin aku pindah siis , rumahku indaah sekali , kamu pasti suka”
“yang benar? Kapan-kapan ajak aku kesana yaah”
“iya , kamu pasti akan tahu nanti rumah baru ku”
“okey kalau gitu”
“siska ikut aku yuk?”
“kemana? Aku engga boleh jauh-jauh”
“tidak kok kita hanya di luar saja”
“ya sudah ayo , aku juga pengen menghirup udara segar di luar”

*di belakang rumah siska
                pembantu siska tampak heran siska sepertinya suka sekali duduk di luar sana tidak seperti biasanya , namun pembantunya hanya diam saja membiarkan siska melakukan apa saja yang dia inginkan
“siska , kalau kamu kangen aku dan lagi butuh aku , kamu tinggal datang ke belakang rumah kamu saja ya sayang?”
“looh kenapa di sini?”
“kamu lupa yaah , ini kan tempat favorit aku , jadi aku akan kesini .. untuk menjadi terang kamu”
“baiklah rehan”
“kamu suka hari ini?”
“suka benget han , kalau disamping kamu aku pasti nyaman”
“iya sayang , aku akan selalu ada di hatimu”
“Rehan , kamu tahu engga? Kamu tuuh udah berhasil jadi cahaya buat hidup aku , bahkan saat aku dalam tengah-tengah kegelapan kasih kamu itu yang menerangi hidup aku bahkan lebih terang dari mentari , dan saat aku kedinginan sayang kamu itu yang menghangatkan tubuh ku ini . itu artinya kamu adalah segalanya buat aku rehan , aku engga mau jauh dari kamu , bahkan dalam keadaan seperti ini aku selalu mengucap syukur karena aku punya kamu yang selalu menemani aku”
“iyaa sayang aku juga .. sayang kamu sekarang masuk yaah , udah malam”
“baik sayang , nanti besok aku kesini”

*keesokannya
“non siska .. ini sarapan dulu , biar bibi yang suapin “
“makasih bii”
“ini ada makanan kesukaan non siska , special bibi buatkan buat non siska termanis di dunia”
“haha bibi ada-ada aja , bi nanti sore antar saya ke taman belakang rumah ya?”
“baik non , non habis ini mandi ya , bibi sudah siapkan air hangat untuk non siska”
“iya bi makasih”

Di Sore hari di taman belakang rumah siska
“heey Bidadari”
“Rehan .. apa-apaan siih ngagetin aja”
“haha maaf sayang , kenapa kamu melamun?”
“aku lagi mikirin mamah dan papah , apakah mamah dan papah membawa mata untuk ku?”
“menurut aku mereka bawa sepasang mata cantik untuk kamu”
“dari mana kamu tahu?”
“semua udah diatur Tuhan sayang”
“maksud kamu?”
“kamu juga akan tahu nanti sayang”
“oooh .. baiklah kalau begitu , sayang kapan pertunangan kita akan di lanjutkan?”
“hmm .. entalah sayang aku engga mau mikir hal itu dulu , sekarang aku ingin membahagiakan kamu di waktu yang singkat ini?”
“singkat? Apanya yang singkat?”
“mm.. maksudku .. mmm .. sudah lupakan saja kata-kata ku tadi”
“aah .. kamu tuh suka gitu”
“haha .. marah nii yeh sayang ku , itu mulutnya monyong haha”
“idiih kamu bisanya ngeledek aja”
“sayang udah malam , kamu masuk giih , istirahat”
“iyyaa  sayang , bye”

*esok hari
siska sudah selesai melaksanakan  aktivitasnya yang sudah menjadi kebiasaannya , mandi , makan , mendengarkan music , dan ngobrol dengan bibi .. saat itu siska yang tengah duduk mendengar suara telepon rumah yang tak jauh darinya berdering dan siska langsung mengangkat telepon itu
“hallo”
“hallo sayang , ini mamah , sayang besok mamah pulang , kemungkinan pagi mamah sampai , biar siangnya kita langsung mengadakan oprasi”
“oprasi?”
“iya nak , mamah udah dapat matanya”
“yang benar mah? Serius?”
“iya sayang”
“horeee .. yeees .. makasih mamah”
“iya nak”

“bibi..bi”
“iya non”
“besok aku oprasi , mamah udah dapet mata untuk aku bi”
“syukur non , bibi ikut senang”
“makasih ya bi , bi antar aku ke taman”
“baik non”
                Dibelakang rumah siska
“mana siih rehan , kok belum kedengaran suaranya , padahal ada kabar gembira”
“doooor”
“rehan kebiasaan kamu”
“haha habis itu mukanya senang banget”
“iyaa rehan , aku dapet donor matanya”
“ooh ya? Selamat yaaa”
“iya rehan , besok kamu datang yaa .. aku ingin orang yang pertama setelah orang tua ku aku mau lihat kamu rehan”
“aku engga bisa janji”
“kenapa rehan?”
“yaah aku juga tidak tahu bisa engga tahu engga sayang”
“yaaah rehan”
“sayang ada engga adanya aku di sisi kamu itu bukan suatu pengahalang buat aku tetap menyayangi kamu”
“rehan kenapa siih akhir-akhir ini kamu selalu mengeluarkan kalimat yang aku engga ngerti maksudnya”
“nanti kamu juga tahu sayang”
“han.. aku sayang banget sama kamu rehan”
“aku juga sayang “
“rehan usahain besok datang ya?”
“iya aku usahakan , besok sebelum kamu oprasi , kamu jangan cerita bahkan nanya tentang aku ke siapa-siapa bahkan ke keluarga kamu juga jangan ya sayang”
“looh kenapa?”
“yaa pokoknya jangan nanti kamu juga tahu”
“baiklah sayang”
“yang .. kamu istirahat giih , besok kamu mau operasi jadi harus banyak istirahat”
“iya sayang , bye”
“sayang .. aku cinta kamu bahkan sangat mencintaimu , terimaksih selama ini udah jadi kekasih aku yang baik” sambil mencium kening siska
“iya sayaang aku juga”
“aku minta saat kamu sudah bisa melihat , kamu jangan menangis , aku engga mau kamu nangis”
“maksud kamu?”
“iya jangan sampai menangis kalau kamu menangis aku akan marah sama kamu looh”
“iyaa baweell”
“ya sudah sana masuk”
“Bye sayang ku”

*esok paginyapun
Ttiiiiinn.. suara klakson mobil papah siska berbunyi
“bi… siska mana?”
“ada nyonya di kamar”
“baiklah”

“siska sayang”
“mamaaaaah” teriak siska sambil memeluk mamahnya
“kamu udah siap?”
“sudah mah , apa sekarang kita ke rumah sakit?”
“iya sayang , lebih cepat , lebih baik”
“baiklah mah”
                Mereka pun langsung menuju Rumah sakit untuk melakukan operasi , siskapun langsung masuk ke ruang operasi .

*1 jam berlangsung dokterpun keluar
“dook , bagaimana dengan operasinya?”
“sempurna , keadaan siska begitu kuat jadi mempengaruhi saraf matanya dan perban itu nanti malam bisa di buka”
“mengapa secepat itu dok?”
“seperti yang saya katakan anak ibu begitu luar biasa , mata barunya begitu cepat bereaksi kepada saraf matanya , hal ini megakibatkan cepatnya siska untuk bisa melihat”
“syukurlah”
“baik saya tinggal dulu , untuk kesempurnaan pengobatan , lebih baik untuk jangan mengganggu siska dulu”
“baik dok”

*malam hari
malam haripun tiba ini adalah saat yang dinanti keluarga siska yang telah berkumpul si depan pintu kamar siska
“dokk .. sekarang sudah bisa?”
“sudah .. baik saya akan buka perbannya”
Perban dimata siska sedikit demi sedikit di buka , siska merasa deg-degan .. saat perban terakhir selesai di buka dia tampak mentarik nafas sedalam-dalamnya sekarang kapas yang ada di matanya di buka
“siska jika saya bilang buka mata kamu , kamu buka secara perlahan ya”
“baik dok”
“siap?”
“siap dok”
“baiklah , buka mata kamu sekarang”
Perlahan mata siska di buka , awalnya semua terasa buram , namun lama kelamaan matanya siska mulai normal kembali
“maah .. paah.. aku udah bisa lihat”
“sempurna siska , kamu cantik sekali .. saya sarankan untuk  hari ini jangan terkena air terlebih dahulu ya siska”
“baik dok”
“baik saya tinggal dulu”
“sayang kamu bisa lihat lagi nak” ucap ayah siska
“iya paah” sambil memeluk ayahnya
“anak mamah udah sembuh”
“iya maah , makasih mah paah .. mah rehan datang engga?”
“rehan? “
“iya maah”
“Naak mungkin sekarang mamah harus jujur ,  rehan .. rehann dia sudah meninggal akibat kecelakaan waktu itu”
“maaah .. engga mungkin mah , dia selalu bersama siska saat siska masih buta”
“sayang mamah engga bohong , okay besok mamah antar kamu ke rumah rehan , sekarang kamu istirahat dulu”

                siskapun engga bisa percaya dengan apa yang mamahnya katakan, untuk mengetahui kebenarannya , siska langsung tertidur pulas agar mempercepat hari esok
*esok harinya
“mah .. ayo kita kerumah rehan mah”
“iya sayang mamah , berkemas-kemas dulu”
Setelah berkemas-kemas merekapun langsung menuju rumah rahan
“maah rehankan udah pindah rumah”
“engga sayang orang tuanya di sini masih tetap , ayoo turun sayang”

Di depan pintu rumah rehan
Took..tokk..took
“eeh bu siska , siska kamu udah bisa lihat sekarang .. tante ikut senang”
“iya tante , makasih .. rehannya ada tante?”
“siska sayang  kamu belum tahu ya .. rehan sudah meninggal saat kecelakaan bersama kamu waktu itu”
“tuuh tante , pasti bohong”
“engga mungkinlah tante bohong itu anak tante ngapain di bercandain siska?”
“buktinya rehan pernah bilang dia pindah tante , dia bilang gitu waktu aku masih buta”
“sayang udah ikhlasin dia , mungkin itu pesan dia kalau dia pindah dari kehidupan dunia dan menghadap kepada yang maha kuasa”
“tanteee .. aku engga bisa percaya semua ini bakal kaya gini” ucap siska sambil menangis
“ikhlaskan dia sayang , jangan menangis , dia pasti engga suka ngelihat kamu menangis sayang”
“tante .. kenapa Tuhan engga adil?”
“Tuhan adil sayang , saat kamu buta Tuhan kirim rehan untuk selalu bersama kamu , menemani kamu untuk jadi penerang dalam kegelapan kamu sayang”
“iyaa tante , tapi aku ingin sekali melihat dia”
“sabar sayang sabar , yang penting hati dia selalu ada di hati kamu , sama seperti tante , awalnya tante sulit melupakan anak tante , tapi tante engga mau melihat dia sedih disana”
“iyaa tante”
“naak , kita pulang saja yaah kondisi kamu belum stabil” ajak mamah siska
“iya mah”
“kami pulang dulu ya bu?”
“iyaa hati-hati”

*Dirumah siska
                dirumah siska hanya duduk diam di taman belakang rumahnya , dalam pikirannya dia hanya membayangkan sosok rehan , sampai ia ingat satu surat yang dia Tulis dan di kuburkan di pohon besar tamannya itu , dia menggali tanah tersebut dan dia buka kaleng tersebut dan dia buka suratnya yang berisikan
Dear : siska
Siska sayang
jika takdir mengijinkan aku bersama mu untuk selamanya maka aku akan menjadi sebuah cahaya yang terus menerus menerangi mu , menjaga mu , dan memberi  kehangatan kepada kehidupan mu
Siska sayang
jika takdir tak mengijinkan kita untuk tidak bersama di dunia ini , maka aku akan menjadi mimpi mu di dalam kegelapan malam , yang selalu menemani mu saat kau tertidur dan melepas rasa rindu ku kepada mu
Siska sayang mungkin  gelap dan terang itu tidak dapat menyatu , namun bagi ku gelap dan terang dapat menyatu sebab ada CINTA di tengah-tengah gelap dan terang , begitupun dengan cinta kita .

Air mata siska turun saat membaca surat dari rehan , dia tidak percaya kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya , kalau waktu bisa di putar dia ingin sekali memperbaiki kesalahnya , bahkan dia rela buta lagi asalkan rehan selalu bersamanya ..
“oohh Tuhan , aku begitu bodoh ,sampai aku tidak bisa mengartikan mimpi itu .. Tuhan ijinkan aku hidup bersama dia kembali untuk selamanya”
“sayaaang jangan nagis” ucap mamah siska
“mamah .. aku kangen rehan mah”
“sayang maafin mamah ya dari awal mamah engga kasih tahu kamu tentang hal ini”
“engga apa-apa mah , yang terpenting selama aku buta aku bisa merasakan cahaya yang buat hari-hari aku bahagia yaitu Rehan , meskipun dia sudah tiada”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar